Rabu, 13 Januari 2010

Program Kemitraan PT PLN (Persero) Distribusi Jateng dan DIY Bersinergi Menuju Kesejahteraan


Komitmen PT PLN (Persero) Distribusi Jateng dan DIY dalam membantu mengembangkan sektor ekonomi masyarakat tak perlu lagi diragukan. Lewat Program Kemitraan yang diusungnya, PLN Distribusi Jateng dan DIY bersinergi bersama mitra binaan untuk mengentaskan kemiskinan. Jejak rekam Program Kemitraan di PLN memiliki sejarah panjang. Bermula dari Surat Keputusan (SK) Pemerintah yang dikeluarkan tahun 1989. Kemudian secara efektif sejak tahun 1991, PLN melaksanakan pemberdayaan usaha kecil dan koperasi. Program tersebut bernama Pembinaan Pengusaha Ekonomi Lemah dan Koperasi (PPELK). Dalam melaksanakan program tersebut, PLN telah mendelegasikannya kepada seluruh unit administrasi yang tersebar di Indonesia. Dan agar pemberdayaan usaha kecil dan koperasi itu dapat lebih berdaya guna, maka PLN menerbitkan buku petunjuk pelaksanaan yang selalu diperbaharui. Selanjutnya, seiring bertambahnya dana pemberdayaan, maka bantuan yang diberikan bukan hanya bantuan modal kerja dan bantuan pelatihan, tapi juga bantuan pemasaran dengan status hibah. Kemudian, sejak tahun 1994 progrram PPELK itu berganti menjadi Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi (PUKK). Dan sejak turunnya Keputusan Menteri (Kepmen) BUMN No 236 tahun 2003, maka program tersebut bermetamorfosa menjadi Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). Dalam Kepmen 236 itu disebutkan bahwa setiap BUMN wajib menyisihkan keuntungan untuk program kemitraan dan program bina lingkungan (community development). Program kemitraan dialokasikan satu persen sampai tiga persen dari laba bersih. Sementara program bina lingkungan yang bersifat hibah ditentukan maksimal satu persen. Peran Kemitraan PLN Program kemitraan PLN memiliki misi mulia. Yakni ikut mendorong kegiatan dan pertumbuhan ekonomi serta terciptanya pemerataan pembangunan melalui perluasan lapangan kerja dan kesempatan berusaha. Dengan begitu, diharapkan usaha kecil dan koperasi dapat menjadi tangguh dan mandiri sehingga ikut meningkatkan taraf hidup masyarakat. Misi tersebut diupayakan melalui serangkaian langkah strategis yang dilakukan Program Kemitraan PLN Distribusi Jateng dan DIY. Di antaranya, untuk meningkatkan proses seleksi dan pengkajian, telah dilakukan koordinasi rutin dengan koordinator BUMN dan Departemen Koperasi. Selain itu, juga telah dibuat ringkasan peraturan persyaratan pemberian bantuan kemitraan. Dan juga sejak 1998, pelaksana distribusi telah mensosialisasikan persyaratan pemberian kemitraan ke unit. Langkah strategis program kemitraan lainnnya yaitu juga berperan dalam membangun citra perusahaan. Karena itu, setiap pemberian bantuan modal kerja, selalu disampaikan kepada calon mitra mengenai visi dan misi PLN, disamping juga meminta mitra agar ikut menjaga aset PLN. Sementara, untuk memperkecil tingkat kemacetan kredit, program Kemitraan PLN Distribusi Jateng dan DIY, mengupayakannya dengan meningkatkan frekuensi kunjungan ke mitra binaan. Pemberian motivasi kepada mitra binaan agar pantang menyerah dalam berusaha dirasa menjadi obat mujarab untuk memperkecil kemacetan kredit. Tentu dalam pelaksanaannya asas kekeluaragaan dikedepankan. Di samping itu, untuk memudahkan monitoring, juga telah dibuat kartu piutang mitra binaan setiap pengucuran bantuan pinjamn modal kerja. Langkah nyata Di samping sejumlah langkah strategis yang dilakukan, tahun 2006 lalu, PLN Distribusi Jateng dan DIY, telah melaksanakan sejumlah langkah nyata merangkul mitra binaan. Bantuan modal kerja dan investasi sebesar Rp 1,8 milyar telah digelontorkan ke 134 mitra binaan. Bantuan tersebut terbagi untutk wilayah Jateng sebesar Rp 1,3 milyar dan untuk wilayah DI Yogyakarta sebesar Rp 500 juta. Selain bantuan modal kerja dan investasi, Program kemitraan PLN Distribusi jateng dan DIY juga menyalurkan dan hibah. Sampai Desember 2006 lalu, sejumlah program dengan dana hibah telah terealisasi. Program-program yang telah terealisasi itu antara lain, di bidang managerial telah dilakukan Pelatihan Pembukuan, Perpajakan, dan Ekspor. Pelatihan yang bekerjasama dengan LPM IPKKI Solo itu diikuti 30 mitra binaan di APJ Surakarta selama empat hari (25 – 29 April 2006). Di samping itu juga telah dilakukan peningkatan sumber daya internal SDM melalui pelatihan laptop. Dan pada 13 sampai 15 Juni 2006 lalu juga telah dilaksanakan Pelatihan Teknik Negosiasi dan Kontrak Dagang Ekspor. Pelatihan yang bekerjasama dengan PPEI Jakarta tersebut diikuti mitra-mitra binaan seperti Purnia Jati (Industri Mebel di Sragen), Yuono Jati (Industri Mebel di Sragen), Jati Teken (Industri Mebel di Sukoharjo), Jat’s Handicraft (Kerjainan Perak di Yogya), dan Sudikan (internal SDM). Gencarkan Promosi Sementara, untuk bidang pemasaran (promosi), program kemitraan PLN Distribusi Jateng dan DIY cukup gencar melakukannya. Tahun 2006 lalu, ada sembilan pameran yang diikuti mitra binaan. Pertama, Pameran Inacraft 2006 yang berlangsung 19 -23 April 2006. Dalam pameran yang digelar di JCC Jakarta tersebut, PLN Distribusi Jateng dan DIY mengikutsertakan dua mitra binaannya, Kusuma Citra Mandiri (Bantul) dan Exis Purwanti (Yogya). Kedua, Pameran Gelar Produk Indonesia yang juga diadakan di JCC Jakarta. Dalam pameran itu, Bayu Kartika Aji dari Sukoharjo yang menjadi duta mitra binaan PLN Distribusi Jateng dan DIY. Ketiga, Pameran Produk Mitra Binaan dalam Rangka Raker PT PLN (Persero). Acara yang dilangsungkan di Pandaan (Jatim) itu diikuti Jat’s Handicraft dari Yogya. Keempat, dalam Pameran Hari Koperasi Nasional di Pekalongan (11-15 Juli 2006), mitra binaan Fita Sport (industri pakaian olahraga di Semarang) ikut berpartispasi. Kelima, pada pameran Texcraft (5-9 Juli 2006) di JEC Yogya, mitra binaan Purnia Jati (industri mebel dari Sragen) ikut meramaikannya. Keenam, Pameran Solo Festival Smesco (7 – 11 September 2006) di Gedung Graha Wisata Surakarta mengikutsertakan mitra binaan Asri Art (industri handycraft dari Grobogan). Ketujuh, pada Pasar Murah Rakyat Jateng yang berlangsung di Gedung Berlian (16 – 18 Oktober 2006), mitra Anugerah (industri roti dan kue) dan Richanah (industri garmen) ikut berperan-serta. Kedelapan, dalam Bazar BUMN Peduli Masyarakat Jateng (13 -15 Oktober 2006), mitra Aji Pancasona (sembako) dan HM Thamrin (industri gramen) ikut memeriahkannya. Dan pameran terakhir yang diikuti mitra binaan PLN Distribusi Jateng dan DIY adalah pada Pameran Berlin Import Shop di Jerman (15 – 19 November 2006). Dalam pameran tersebut, Program Kemitraan PLN Distribusi Jateng dan DIY mengeluarkan dana lebih dari Rp 90 juta untuk membiayai Jat’s Handicraft (Yogyakarta). Menggelembung Rp 42,3 milyar Dana awal program kemitraan PLN Distribusi Jateng dan DIY berasal dari dropping dana dari Menteri Pertambangan dan Energi (Mentamben) pada tahun 1991-1992. Jumlahnya waktu itu hanya Rp 77 juta. Setahun kemudian, Mentamben kembali men-dropping dana sebesar Rp 1,4 milyar. Dropping dana itu terus berlanjut setiap tahunnya, Rp 1,6 milyar (tahun 1993-1994), Rp 2,5 milyar (1994-1995), Rp 2,7 milyar (1995), dan Rp 3 milyar (1996). Dropping dana itu dilanjutkan PLN Kantor Pusat sebesar Rp 1,2 milyar (1997) dan Rp 3,1 milyar (1998). Kemudian pada 1999, terdapat pelimpahan dari unit lain berupa nilai kontrak dan sebagian dropping sebesar Rp 1,6 milyar. Dari berbagai upaya yang telah dilakukan itu, Program Kemitraan PLN Distribusi Jateng dan DIY cukup berhasil mengelola dana tersebut. Terbukti, dari dana dropping sebesar Rp 17.378.497.985 pada 1999, kini telah menggelembung menjadi sekitar Rp 42,3 milyar. Dari jumlah itu, sebanyak 5.398 mitra binaan yang telah menikmati manfaatnya. Sinergi PLN dan mitra binaannya itu telah berkontribusi konkret dalam membantu pemerintah memberantas kemiskinan. Untuk menuju kesejahteraan bangsa yang menjadi idaman bersama.


@pln.go.id

0 komentar:


Blogspot Template by Isnaini Dot Com. Powered by Blogger and Supported by Lincah.Com - Bugatti Cars